Multaoqmedia - Selama masa pemerintahan Dinasti Tang (619-907), kota Quanzhou di provinsi Fujian terkenal sebagai pelabuhan dagang dan pusat penyebaran Islam di Tiongkok selatan.
Di Quanzhou terdapat masjid-masjid tertua di Tiongkok dan makam muslim kuno yang batu nisannya terukir huruf Arab dan Persia.
Sekitar tahun 713-742 sudah dicatat kehadiran orang-orang Arab yang membawa kitab suci untuk hadiah kepada kaisar Tang. Sejak masa itu, ajaran agama dari negeri asing itu bercampur dengan ajaran agama pribumi Cina.
Baca Juga: Artikel Sambung Kyai Agus Sunyoto, Jejak Dakwah Islam Cina di Nusantara
Mas’udi mencatat bahwa pada pertengahan abad ke-9, Canton sudah menjadi kota yang dihuni masyarakat muslim yang sebagian adalah saudagar-saudagar dari Basrah, Siraf, Oman, dan kota-kota pelabuhan India.
Namun akibat serangan pemberontak Huang Chao pada 879 M, tidak kurang dari 200.000 orang Muslim,Yahudi, Majusi, Kristen tewas oleh senjata atau tenggelam dalam air ketika lari dikejar-kejar para pemberontak. Meski hancur, masyarakat Islam Canton tidak punah sama sekali.
Perlahan-lahan masyarakat dagang muslim bangkit lagi dan belakangan bahkan menyebar dari Canton ke Propinsi Yangchouw dan Chanchouw.
Baca Juga: Niat Sholat Idul Adha Arab,Latin dan Terjemah
Pada saat Khubilai Khan berkuasa tahun 1275 M, ia memberi semacam kebebasan dan kepercayaan kepada orang-orang Islam dari Turkestan di Asia Tengah untuk keluar masuk negeri Cina.
Orang-orang Turk Islam asal Balkh, Bukhara, Samarkand yang dipercaya itu selain beroleh kedudukan yang cukup baik juga ada yang menduduki jabatan menteri di istana.
Orang-orang asal Turkestan inilah yang mengembangkan dakwah Islam di berbagai tempat di wilayah kekuasaan Khublai Khan, termasuk di Campa yang ditaklukkan panglima muslim bernama Hasanuddin, kepercayaan Khublai Khan.
Baca Juga: Memaknai Cinta dalam Intensitas Keimanan dan Perilaku Sosial
Pengaruh Islam dari Cina yang tidak boleh dilewatkan adalah yang berhubungan dengan kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara yang dimulai tahun 1405 M, di mana sebelum ke Jawa singgah terlebih dulu ke Samudera Pasai menemui Sultan Zainal Abidin Bahiansyah dalam rangka membuka hubungan politik dan perdagangan.
Tahun 1405 M itu, sewaktu di Jawa, juru tulis Laksamana Cheng Ho menemukan komunitas masyarakat muslim Tionghoa di Tuban, Gresik dan Surabaya dengan rincian masing-masing berjumlah seribu keluarga.
Artikel Terkait
Artikel Sambung Kyai Agus Sunyoto, Manusia Nusantara
Artikel Sambung Kyai Agus Sunyoto, Manusia Nusantara II
Artikel Sambung Kyai Agus Sunyoto, Ras Austronesia
Artikel Sambung Kyai Agus Sunyoto, Jejak Dakwah Islam Cina di Nusantara