Multaqomedia.com - Menulis adalah tindakan menanamkan ide, mengubah kesadaran mereka yang jadi target tulisan, dan pada gilirannya mendorong mereka pada tindakan tertentu.
Supaya efektif, tindakan penanaman ini harus diterima sebagai proses alami oleh target tulisan. Makin alami makin subtil, makin sedikit resistensi dari target.
Serupa digambarkan dalam film Nolan, Inception, di mana ide ditanamkan di bawah-sadar melalui penyusupan ke dalam mimpi target (hingga beberapa level mimpi---mimpi di dalam mimpi).
Baca Juga: Pesan Kyai Maimoen Zubair Dalam Mengembangkan Diri
Tentu tak perlu seribet metode dalam fiksi ilmiah sutradara film Memento itu. Pada pokoknya, kealamiahan dalam wacana di atas bisa dipandang sebagai seni mencuri momentum. Ialah bagaimana persinggungan Anda dengan target tidak terkesan artifisial dan ofensif.
Bisa digambarkan dengan perbedaan kesan antara 'menyampaikan nasehat pada target dengan cara Anda ujuk-ujuk bertamu ke rumahnya dan lalu bicara to the point, macam dilakukan para pendakwah keliling yang biasanya menginap di tempat-tempat ibadah itu' dan 'menyampaikan hal yang sama dengan cara Anda menunggu target mengundang Anda untuk ngopi santai, lalu Anda menunggu dengan sabar hingga obrolan mengarah ke pokok yang ingin Anda sampaikan atau dengan lembut sejak awal Anda mengarahkan obrolan ke pokok tersebut.
Baca Juga: Stasiun Hujan, Karya Sastra Taufiqurrahman W.R
Mengomentari, dengan cara spesifik, peristiwa-peristiwa sosial yang sedang jadi perhatian publik bisa menjadi strategi penerapan implantasi ide ini.
Peristiwa yang ada di luar rekayasa Anda sekaligus yang memberi peluang kepada Anda dan siapapun untuk terlibat sangat jauh.
Baca Juga: Mbah Yai Maimoen Zubair dan Pesan-pesannya yang Menyejukkan
Cara yang persuasif dan mengandaikan kemakluman (excuse) atas situasi kemanusiaan target, yang mengarali revolusi kesadaran pada dirinya sekaligus membentangkan kemungkinan perubahan konkret dalam jangka panjang.
Idenya, pastikan: sederhana dan manusiawi.