Multaqomedia.com - Dalam acara haul Gus Dur yang ke-13 banyak tokoh, para santri dan simpatisan yang hadir untuk bertawasul kepada sang Presiden sederhana ini.
Gus Dur, sapaan akrab dari Kyai Abdurrahman Wahid tidak hanya dikenal sebagai presiden atau cucu dari Pendiri NU Kyai Hasyim Asyari. Tetapi juga dikenal sebagai Guru Bangsa, Bapak Pluralisme.
Kesederhanaannya juga menjadi cirikhas dari tokoh yang satu ini. Di mana Gus Dur ternyata juga pernah kerja ngepel Kapal saat masih belajar di luar negeri. Hal ini disampaikan oleh Gus Mus saat mengisi ceramah di Haul Gus Dur yang ke-13 di Ciganjur 17/12/22.
Baca Juga: Romo Magnis Suseno: Filsafat dan Pendidikan yang Seharusnya Tidak Seperti Mengisi Botol Kosong
Hal yang menjadi unik adalah kesederhanaan ini sangat nampak. Bukan dibuat-buat. mak bedunduk begitu saja.
Siapa yang tidak ingin merasakan kedekatan dengan Gus Dur? Bahkan orang di luar Islam saja merasa terayomi oleh Gus Dur. Hal ini bukan saja karena ia sebagai presiden, tetapi karena ia dikenal sebagai seseorang yang mendahulukan kemanusiaan di atas segalanya.
Baca Juga: Hati-Hati, Hindari Ini Saat Sedang Menuntut Ilmu
Perbedaan adalah sebuah keniscayaan, hal ini yang dipandang sangat penting untuk di ilhami oleh setiap manusia. gus dur berupaya menegaskan hal itu.
Bahkan membela ketertindasan dan minoritas yang terdiskriminasi. bukan hanya itu saja, kepedulian dan semangat menejawantakan nilai-nilai keislaman melalui energi NU sangan dirasakan oleh hampir setiap pihak, khususnya Gus Mus.
Baca Juga: Ingin Cepat Menghafal Sesuatu? Ini Tipsnya
Gus Mus menceritakan bagaimana setelah Gus Dur lulus dari Iran, ia bekerja sebagai tukang kapal. disangkanya oleh Gus Mus kerjanya biasa saja, ternyata membersihkan kapal (ngepel kapal).
Gus Mus menceritakan bagaimana semangat Gus Dur dalam mengembangkan NU terlihat dalam surat yang ia tulis kepada Gus Mus.
Baca Juga: Fiqih Peradaban: Ushul Fiqih Relasi Agama dan Negara, Keamanan, Kesejahteraan dan Keluarga
Cerita yang lain, Gus Mus menyinggung bahwa Gus Dur sebagai presiden tidak punya dompet, bahkan mau beli bakso saja ngutang ke anaknya Alisa Wahid.