Poseidon, yang secara resmi dikenal sebagai Sistem Multiguna Kelautan Status-6, adalah torpedo bawah air otonom bertenaga nuklir dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir. Laporan menunjukkan daya ledak senjata ini dapat mencapai 100 megaton.
Torpedo ini dilaporkan beroperasi dengan kecepatan tinggi hingga 54 knot dan mampu menyelam hingga kedalaman 1.000 meter. Analis menggambarkan tujuan utama pembuatan rudal ini sebagai pencegah strategis yang dimaksudkan untuk menerobos sistem rudal anti-balistik AS.
Implikasi strategis dan lingkungan senjata ini sangat signifikan. Hulu ledak Poseidon diduga merupakan bom kobalt yang memaksimalkan kontaminasi radioaktif jangka panjang. Menurut model NukeMap, sebuah ledakan dapat membuat area seluas 1.700 x 300 kilometer tidak dapat dihuni atau memicu "tsunami nuklir" di kota-kota pesisir.
Pernyataan Resmi tentang Torpedo Poseidon
"Kekuatan Poseidon jauh melampaui rudal antarbenua tercanggih kami, Sarmat. Tak ada yang menandinginya di dunia."
"Ini sungguh jenis senjata yang sangat ampuh yang mampu melumpuhkan atau melumpuhkan seluruh negara dari perang. Saat ini belum ada penawar dan penanggulangannya. Tidak ada yang punya analognya."
Implikasi dan Langkah Selanjutnya
Uji coba sistem Poseidon oleh Rusia terjadi di tengah kembali merebaknya perdebatan global mengenai pengendalian senjata nuklir. Pengamat berpendapat bahwa uji coba ini meningkatkan tekanan pada Amerika Serikat dan NATO untuk mempertimbangkan kembali kebijakan saat ini.
Para pemimpin AS, termasuk Presiden Donald Trump, secara konsisten mendesak Rusia untuk menghentikan eskalasi nuklir dan telah menjatuhkan sanksi yang menargetkan sektor pertahanan dan energi Rusia.
Prospek penempatan unit Poseidon di kapal selam Rusia juga menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan nuklir, risiko eskalasi, dan dampak lingkungan yang serius.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Raja Charles III Cabut Seluruh Gelar Pangeran Andrew: Dampak dan Kronologi Lengkap
Ambisi Arab Saudi Bangun Stadion Langit Pertama di Dunia untuk Piala Dunia
Israel Bunuh 104 Warga Gaza dalam 12 Jam, Serangan Mematikan sejak Gencatan Senjata
10 Orang Diadili terkait Tudingan Istri Presiden Prancis Laki-Laki