"Kami berharap ada tanggung jawab kepala sekolah. Mereka harus berkenan untuk mencoba (menu MBG) dulu sebelum dibagikan (ke murid-murid di sekolah," tambah Prof Hardinsyah.
Sebagai informasi, berdasarkan data BGN sejak Januari hingga 22 September 2025, terjadi 4.711 kasus keracunan MBG. Dari data tersebut, kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa.
BGN membagi 4.711 kasus tersebut ke tiga wilayah, yakni wilayah I mencapai 1.281 kasus, wilayah II mencapai 2.606 kasus, dan wilayah III meliputi 824 kasus. Atas banyaknya kasus keracunan, sejumlah pihak mengusulkan agar MBG dievaluasi total hingga dihentikan.
Terkait saran program dihentikan, Wakil Sekretaris Negara Juri Ardiantoro menegaskan kalau program MBG tidak perlu dihentikan walau kasus keracunan MBG terus bertambah.
"Tidak perlu menghentikan secara total," kata Juri di Gedung Kemensetneg, Jalan Veteran, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Istana memastikan pihaknya mendengar dan mengetahui semua kasus keracunan MBG ini. Pun mendengar saran dan evaluasi
Sumber: inews
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026