Hasilkan 3 Kg Emas Sehari, Penambang Ilegal di Dekat Sirkuit Mandalika Tak Bisa Bahasa Indonesia, Rakyat Mana?

- Rabu, 22 Oktober 2025 | 14:25 WIB
Hasilkan 3 Kg Emas Sehari, Penambang Ilegal di Dekat Sirkuit Mandalika Tak Bisa Bahasa Indonesia, Rakyat Mana?


MULTAQOMEDIA.COM -
  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan temuan tambang emas ilegal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, orang yang menambang ternyata tidak bisa berbahasa Indonesia.

Kepala Satuan Tugas Koordinasi dan Supervisi KPK Wilayah V Dian Patria mengatakan sejumlah orang yang ditemuinya saat menambang tak bisa Bahasa Indonesia meski disebut sebagai tambang rakyat.

"Jadi nggak tahu rakyatnya yang mana ini maksudnya,” ujarnya dalam kegiatan 'Briefing Media Mewujudkan Pertambangan Bebas dari Korupsi: Tata Kelola Perizinan dan Pengawasan yang Bersih dan Akuntabel", pada Selasa 21 Oktober 2025.

Tambang emas ilegal itu, hanya berjarak sekitar satu jam dari Sirkuit Mandalika, tepatnya di Sekotong, Lombok Barat.

Tak hanya itu, Dian juga mengungkapkan adanya tambang emas ilegal dengan narasi pertambangan rakyat di Lantung, Sumbawa, NTB.

“Pelakunya mungkin sama dengan yang di Lombok Barat ya. Makanya di sana narasi yang dibangun kemudian menjadi dijadikan wilayah pertambangan rakyat,” katanya.

Sebelumnya, Dian mengungkapkan temuan tambang emas ilegal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Saya juga baru tahu. Saya nggak pernah menyangka di Pulau Lombok, satu jam dari Mandalika ada tambang emas besar," ungkap Dian di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.

Menurutnya, tambang ilegal tersebut memproduksi sekitar tiga kilogram emas hanya dalam satu hari.

"Itu luar biasa, ternyata bisa tiga kilo emas satu hari, hanya satu jam dari Mandalika dan ternyata di Lombok itu banyak tambang emas ilegal," kata Dian.

Pihaknya, kata Dian, mendorong pemerintah terkait menindak tambang ilegal tersebut. Jika tidak, KPK akan turun tangan menegakkan aturannya.

"Kalau dia tidak tegakkan, ya kami tegakkan. Bisa jadi dia bagian dari masalah. Sengaja, itu yang selama ini banyak terjadi," tegasnya.

"Mereka tidak berani menagih karena itu mungkin ada beking-bekingnya atau mereka memang menikmati," imbuhnya.

Baca Juga:
Perjuangan Panjang Ditjen Pesantren Hampir Tuntas, Tinggal Tunggu Tanda Tangan Presiden Prabowo

Pihaknya, tambah Dian, sudah berkoordinasi dengan pihak sejumlah pihak terkait temuan tambang emas ilegal tersebut.

"Kita koordinasi segala macam, kita dampingi. Jadi, kita ke lapangan ya, kita mengajak, jadi kalau kami di Korsup, koordinasi supervisi pencegahan bisa lebih luas lagi," pungkasnya.***

Sumber: konteks

Komentar