MULTAQOMEDIA.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap temuan tambang emas ilegal skala besar yang beroperasi di dekat Sirkuit Mandalika, Lombok.
Tambang ini disebut melibatkan warga negara (WN) Cina dan diperkirakan mampu menghasilkan hingga 3 kilogram emas setiap harinya.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Koordinasi Supervisi (Korsup) Wilayah V KPK, Dian Patria, mengungkapkan penemuan ini bermula dari adanya laporan insiden pembakaran basecamp atau markas pekerja tambang WN Cina pada Agustus 2024.
"Kita Oktober 2024 ke Sekotong, NTB. Karena saya dapat laporan bulan Agustus, waktu itu ada pembakaran basecamp emas... yang diisi orang-orang Cina," kata Dian dalam keterangannya yang dikutip Rabu, 22 Oktober 2025.
Kronologi Tambang Emas Ilegal Dekat Mandalika
Setelah ditelusuri, basecamp tersebut ternyata merupakan bagian dari operasi tambang emas ilegal yang lokasinya hanya berjarak satu jam dari Sirkuit Mandalika, tepatnya di wilayah Sekotong.
Dian mengaku terkejut menemukan aktivitas ilegal sebesar itu di Pulau Lombok. "Saya enggak pernah nyangka di Pulau Lombok, satu jam dari Mandalika ada tambang emas besar baru tahu saya," ujarnya.
Atas temuan tersebut, Dian Patria menyatakan pihaknya langsung melakukan pengecekan ke lapangan untuk koordinasi dan supervisi. Tujuannya adalah agar langkah pencegahan dapat dilakukan secara lebih luas.
Menurut Dian, kasus penambangan ilegal ini tidak hanya berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
Ia menyebut aktivitas ini juga terkait erat dengan tindak pidana sektoral lainnya, seperti kejahatan kehutanan, perusakan lingkungan, dan penggelapan pajak.
Keseriusan masalah ini, kata Dian, terlihat dari skala produksi tambang ilegal tersebut. "Ternyata bisa 3 kg emas satu hari. Ternyata di Lombok itu banyak tambang emas ilegal," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dian juga menyoroti ironi di lapangan. Meski banyak tambang ilegal disebut sebagai "wilayah pertambangan masyarakat", ia justru menemukan fakta yang janggal saat berinteraksi dengan para pekerjanya.
"Tapi terus terang, kalau beberapa yang saya ketemu kok rakyatnya nggak bisa bahasa Indonesia ya. Jadi, enggak tahu rakyatnya yang mana ini maksudnya," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Ammar Zoni Siap Bongkar Fakta Mengejutkan soal Narkoba di dalam Rutan, Asal...
Kepala SPPG di Bekasi Dilaporkan Lecehkan Pegawai Wanita, Korban: Dia Pegang-pegang sambil Pojokin Saya
Luhut Pernah Cawe-cawe Saat TNI AU Tangkap Pekerja China yang Garap Stasiun Kereta Cepat
Sewa Private Jet Rp90 Miliar Pakai Uang Negara, Ketua dan 4 Anggota KPU Cuma Disanksi Teguran Keras