Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman dinilai tengah berada dalam posisi dilema pasca pencopotan dirinya dari jabatan, imbas keputusan kontroversial MK yang memuluskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, ada kemungkinan Anwar Usman kini merasa menyesal dan bisa memilih untuk membuka fakta-fakta baru terkait keputusan tersebut.
“Pertama kita membaca pola yang terjadi kepada Anwar Usman itu sudah pernah terjadi pada pejabat lain. Sebut saja Hasyim Asy’ari, Ketua KPU yang juga sama-sama memiliki dampak atas keputusan pendaftaran Gibran sebagai calon wakil presiden di masa itu,” kata Dedi dalam kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia mengingatkan bahwa Hasyim dianggap bersalah oleh DKPP, sementara Anwar Usman dijatuhi sanksi oleh MKMK. Menurutnya, Anwar kini berada di tengah situasi yang memunculkan kebimbangan.
"Anwar Usman kemudian dalam pemberitaan mungkin ada nuansa ingin membongkar, menceritakan apa di balik kronologi keputusan MK. Maka sekarang situasinya bisa dikatakan bahwa ada kebimbangan di Anwar Usman,” tuturnya.
Dedi menyebut, hubungan kekerabatan Anwar Usman dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi tak cukup kuat untuk menyelamatkannya dari sanksi.
“Anwar menerima sanksi hingga pemberhentian dari Ketua MK. Tentu itu sesuatu yang secara naluriah pasti disesali. Karena Anwar Usman membangun karir yang cukup panjang, reputasi yang panjang, tiba-tiba hancur dalam sekejap dan punya potensial tidak akan bisa diperbaiki,” sambung Dedi.
Ia menilai ketidakhadiran pembelaan dari Jokowi maupun Gibran turut memperparah posisi psikologis Anwar Usman, sehingga membuka kemungkinan ia berpihak pada tekanan publik.
“Okelah kalau sama-sama saya tidak mendapatkan apa yang seharusnya diperjuangkan sejak lama, mungkin saatnya Anwar Usman berbalik mengikuti tekanan-tekanan publik,” papar Dedi.
Salah satu tekanan yang dimaksud adalah desakan sejumlah forum purnawirawan TNI agar Gibran dimakzulkan oleh MPR. Dedi menilai tekanan itu bisa memengaruhi posisi Anwar Usman.
“Anwar Usman memang ipar Joko Widodo tapi dia kan keluarga baru. Artinya secara psikologi saya kira juga tidak memiliki kedekatan yang cukup kuat dengan Jokowi," ujarnya.
Sebelumnya, Anwar Usman mengisyaratkan akan membuka “kotak pandora” seputar putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang menjadi pintu bagi Gibran maju sebagai cawapres.
Namun saat ditanya soal usulan pemakzulan Gibran, Anwar memilih menahan diri dan menyebut dirinya masih dalam tahap "cooling down".
Sumber: rmol
Foto: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman/Net
Artikel Terkait
Tayangan Soal Pesantren Berbuntut Panjang, Banser NU Ancam Gorok Leher Karyawan Trans7
Viral Pernyataan Santet Halal, Pesulap Merah: Kalau Bisa Gua Kasih Rumah plus Uang Rp25 Juta per Bulan
Bikin Konten Youtube Singgung Polemik Trans7, Youtuber di Jember Digeruduk Banser
Viral Video Jokowi Tak Bisa Salam UGM, Netizen: Katanya Alumni...