Terlebih, menurut dia, Budi Arie terbilang dalam posisi yang terancam setelah didepak keluar Kabinet Merah Putih, sehingga tidak lagi memiliki kekuatan politik.
"Karena ia terkena reshuffle, dan organisasinya Projo turun drastis pengaruhnya pasca dirinya di reshuffle sebagai Menkop," tuturnya.
Magister ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu menganggap, langkah Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra ini langkah paling realistis namun sangat pragmatis.
Namun hal itu malah memberikan dampak negatif bagi Partai Gerindra dan juga Presiden Prabowo.
"Realistis bagi Budi Arie dan Projo bergabung ke Gerindra, tetapi tidak secara pribadi Presiden dan Ketum Partai Gerindra. Karena ketika mengiyakan Budi Arie dan Projo bergabung, nilai positifnya kecil dan malah menimbulkan polemik besar di publik," pungkas Efriza.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?
Jika Nekat Jadikan Gibran Cawapres 2029, Prof Ikrar Yakin Prabowo Pasti Keok, Ini Alasannya