Gubernur Banten Andra Soni sebelumnya telah memerintahkan agar kepala sekolah dinonaktifkan sementara selama proses investigasi berjalan.
Langkah itu kemudian mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Achmad Dimyati, yang menilai bahwa tenaga pendidik semestinya bisa lebih sabar dan menahan diri saat menghadapi kesalahan siswa.
“Anak-anak kita kalau salah sebesar apa pun, guru harus bisa bijak dan sabar. Jangan sampai emosi mengalahkan akal sehat,” ujar Dimyati.
Sementara itu, pihak sekolah melalui kepala sekolah yang bersangkutan membantah tuduhan kekerasan.
Ia mengaku hanya menegur siswa secara spontan karena emosi melihat pelanggaran disiplin di lingkungan sekolah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten telah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.
Pemerintah daerah menegaskan tidak akan mentoleransi segala bentuk kekerasan di dunia pendidikan, baik dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah.
Kasus dugaan kekerasan di SMAN 1 Cimarga ini menjadi cerminan rapuhnya komunikasi antara pendidik dan peserta didik di sejumlah sekolah.
Dalam semangat pendidikan yang seharusnya membangun karakter dan kepercayaan, kekerasan dalam bentuk apa pun hanya akan meninggalkan luka yang mendalam bagi masa depan anak-anak
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026