Dugaan Korupsi Kuota Haji Lebih Melecehkan Pesantren dari Tayangan Trans7

- Jumat, 17 Oktober 2025 | 23:50 WIB
Dugaan Korupsi Kuota Haji Lebih Melecehkan Pesantren dari Tayangan Trans7


MULTAQOMEDIA.COM
- Pegiat media sosial, Zulhilmi Yahya, ikut berkomentar mengenai polemik dugaan pelecehan pesantren oleh salah satu program Trans7 yang belakangan menuai aksi protes dari sejumlah santri dan kalangan pesantren.

Dikatakan Zulhilmi, kesalahan Trans7 bisa jadi disebabkan oleh kualitas pengawasan (QC) yang kurang baik dan voice over yang dianggap terlalu menuding.

“Okelah kalau Trans7 dianggap melecehkan pesantren dan kiai. Mungkin karena QC yang buruk dan voice over yang terlalu pointing," ujar Zulhilmi di trheads (17/10/2025).

"Tapi, Trans7 sudah minta maaf dan sowan ke Lirboyo langsung,” tambahnya.

Namun, Zulhilmi kemudian membandingkan kasus itu dengan dugaan korupsi kuota haji yang menurutnya justru lebih melecehkan nilai-nilai pesantren dan ormas Islam.

“Tapi, korupsi kuota haji jauh lebih melecehkan pesantren, kiai dan ormas Islam," sesalnya.

Kalau mau disamakan dengan Trans7, kata Zulhilmi, Yaqut Cholil Qoumas mesti minta maaf dan sowan juga ke 8.400 calon jamaah haji reguler yang batal haji.

"Batal gara-gara kuotanya dijual ke kuota haji khusus secara ilegal,” timpalnya.

Zulhilmi menegaskan bahwa praktik korupsi yang merugikan ribuan calon jamaah haji itu juga merupakan bentuk pelecehan terhadap lembaga-lembaga Islam.

Sebelumnya, pihak Trans7 akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada*Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Permintaan maaf itu disampaikan usai program Xpose Uncensored menuai sorotan dan kecaman dari publik karena dinilai menyinggung para kiai serta dunia pesantren.

Permohonan maaf tersebut dituangkan dalam surat bernomor 399/DSMA-PR/25, bertanggal 14 Oktober 2025.

Surat itu ditandatangani langsung oleh Renny Andhita, selaku Kepala Departemen Programming, dan Andi Chairil, selaku Direktur Produksi PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7).

Dalam surat yang beredar, manajemen Trans7 mengakui adanya keteledoran dan kurangnya ketelitian selama proses produksi, yang berujung pada munculnya ketidaknyamanan di kalangan keluarga besar pesantren.

“Kami dari Trans7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap kiai dan keluarga, para pengasuh, santri, serta alumni Pondok Pesantren Lirboyo,” tulis pihak Trans7 dalam surat tersebut.

Pihak Trans7 juga mengakui bahwa tayangan itu menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama di kalangan pesantren.

Mereka pun berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

“Kami menyadari tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren,” tulis manajemen dalam surat itu.

“Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di Trans7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan pesantren dalam program yang tidak relevan,” lanjut isi surat tersebut.

Lebih jauh, manajemen menyampaikan komitmennya untuk menampilkan program-program yang lebih menghormati nilai-nilai luhur pesantren dan menggambarkan keteladanan para kiai sebagai bagian dari kekayaan moral bangsa.

Dalam bagian penutup suratnya, pihak Trans7 berharap permohonan maaf itu dapat diterima dengan baik oleh keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo.

Ini merupakan sebagai bentuk itikad baik dan komitmen menjaga kehormatan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

"Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren,” demikian isi penutup surat dari manajemen Trans7.

Sumber: fajar

Komentar