Jokowi memang mesti dilawan dengan pola flag fake versus flag fake

- Minggu, 02 November 2025 | 09:25 WIB
Jokowi memang mesti dilawan dengan pola flag fake versus flag fake


Oleh: Damai Hari Lubis
Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik).

Wajar seorang presiden menghindari kelompok yang mengkultuskan pribadi. Maka hal legitimasi yang "luar biasa" jika Presiden Prabowo mau menghadiri acara Projo bagi Projo (Pro Jokowi) dan  tentunya Jokowi bisa "suprlus politik sehingga bisa bertambah besar kepalanya."

Hal ketidakhadiran Presiden menunjukan terdapat ada ( banyak )  penilaian pribadi Presiden Prabowo yang minus kepada kepribadian model kepemimpinan atau karakteristik dari sisi wawasan kebangsaan atau nasionalisme seorang figur Jokowi

Namun entah ewuh pakewuh atau dalam konteks flag fake Dasco hadir kemarin sabtu (1/11/2025) pada agenda Kongres Projo, namun "sounding yang publis keluar, Dasco hanya mewakil Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, atau sebagai Dasco selaku Ketua Harian Partai Gerindra“. 

Sehingga Kehadiran Dasco dalam kongres Projo tidak memiliki bobot kenegaraan baik sebagai representasi Prabowo sebagai Presiden RI juga pastinya bukan sebagai Dasco yang menjabat Wakil Ketua DPR RI mewakili Puan selaku Ketua DPR RI. Melainkan, kehadiran Dasco bisa diklaim oleh Prabowo dan seluruh kader Gerindra sebatas politik praktis partai Gerindra.

Istilah flag fake sendiri berasal dari taktik bajak laut abad ke-16 yang menggunakan bendera musuh untuk menipu kapal dagang agar mendekat, lalu menyerangnya. Dalam konteks modern, operasi "bendera palsu" bisa berupa serangan militer atau siber untuk menciptakan alasan pembenaran dan menghindari pembalasan atau kritik publik.

Namun dalam kongres Projo ini, jelasnya yang mendekati adalah Projo dengan cara mengundang kepada Presiden Prabowo, sehingga dari sisi realistis politik kekusaan flag fake dimainkan oleh Projo. Namun berbalas flag fake pula oleh Presiden Prabowo. (*)

Komentar