Praktis, warga Kota Gaza hanya memiliki dua pilihan, menghadapi pengeboman Israel atau terusir.
“Saya selalu bertanya-tanya mengapa saya harus mengungsi dan tinggal di tenda, sementara (rumah) saya ada di sini,” kata Sara Awad, seorang warga Kota Gaza, kepada AL Jazeera.
“Rasanya tidak masuk akal meninggalkan rumah, sementara mereka memperlakukan kami bukan sebagai manusia,” katanya, melanjutkan.
Setidaknya 64 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Gaza pada Selasa. Beberapa sumber rumah sakit mengatakan, di antara korban tewas termasuk 13 orang yang sedang antre bantuan di pusat-pusat pendistribusian makanan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola Israel dan Amerika Serikat.
Sejak GHF mengambil alih operasi bantuan ke Gaza pada akhir Mei, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas ditembak tentara Israel
Sumber: inews
Artikel Terkait
Geser Ellison, Pendiri Google Larry Page Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia
Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dijebloskan ke Penjara Usai Jalani Tahanan Rumah
48 WNI Ditangkap dalam Operasi Besar-besaran Online Scam di Myanmar
Trump Siap Tawarkan F-35 dan Ajak Arab Saudi Jalin Hubungan dengan Israel